Jumat, 25 November 2022

HUJAN HAMPIR REDA

Hujan kali ini mengingatkanku kepadamu.
Mengingat bagaimana imut dan lucunya kamu dulu ketika ngambek karna kita kehujanan.
Dan mengingat betapa kesalnya ketika tau besoknya kamu malah hujan-hujanan sama ya lain.

Beberapa hal yang terjadi tidak membutuhkan alasan.
Beberapa pertanyaan pun kadang tak perlu dijawab.
Itulah kenapa, aku tak pernah ingin tau alasanmu yang lebih memilih meninggalkanku demi lelaki yang dompetnya dirante'in itu.

Suara sayup Chris Martin menyanyikan lagu-lagu lama Coldplay di album A Rush of Blood to the Head masih terputar di headshetku. Hujan yang tadi deras, kini hanya tersisa rintik. Ku nyalakan stop kontak motorku, berjalan pelan sambil menikmati bau petrichor di sekitarku.


Hujannya reda, rindunya belum.


Jumat, 15 Juli 2016

Kamu, Ruang Tamuku, dan Sestoples Kenangan Lalu

Lebaran kali ini ada yang berbeda. Bukan, bukan karna gue gak lagi dibeliin baju lebaran bergambar panji manusia millenium. Toh baju yang kemarin dibelikan ibu dengan cara 4x bayar masih muat kok buat gue pake. Bukan pula karna gue kecewa Stefan William yang putus dengan Natasha Willona gara- gara Celine Evalengista sebagai orang ketiga. Tapi yang membuat lebaran kali ini berbeda adalah lebaran kali ini tidak seperti biasanya. *lah

Senin, 21 September 2015

Patah Hati di Jogja

Bener kata orang, Jogja itu kota romantis. Kota yang indah buat jatuh cinta. Mungkin karna itu, sampai-sampai cewek gue jatuh cinta sama orang lain. *DHEGG*

Pernah denger kalimat ini gak?

"Yang pertama, akan tergantikan oleh yang selalu ada".

Selasa, 18 Februari 2014

Sebuah Tulisan Untuk Kamu

Tulisan ini bukanlah untuk mengungkit kisah lama atau apapun yang pada akhirnya mungkin akan menyakiti kita berdua atau mereka yang ada di sekeliling kita. Melainkan sebuah ringkasan dari manis pahit asam asin rasa yang pernah begitu riuhnya bercampur dalam kisah yang pernah kita rangkai.

Jumat, 20 September 2013

Jarak

Selamat pagi, kita. Aku dan kamu. Berdua dalam 39 hari. Sedikit romantis dan membahagiakan yang pada akhirnya menyisakan harapan.
Sebuah pertemuan yang aku menyebutnya takdir, sedangkan kamu menyebutnya ketidaksengajaan. Ketidaksengajaan yang akhirnya hanya bisa menjadi kenangan. Kenangan yang awalnya sama-sama kita ciptakan untuk menjadi alasan agar saling mengingat, dan ternyata memang benar-benar membuatku selalu mengingatmu hampir setiap waktu hingga membuatku lupa caranya untuk melupakanmu.